MANAJEMEN
RESIKO KEUANGAN
Risiko pasar terdapat
dalam berbagai bentuk. Meskipun fokus terhadap volatilitas harga atau tingkat, akuntan
manajemen perlu mempertimbangkan risiko lainnya. Risiko likuiditas timbul
karena tidak semua produk manajemen risiko keuangan dapat diperdagangkan secara
bebas. Pasar yang tidak likuid ini misalnya seperti real estate dan saham
dengan kapasitas kecil. Diskontinuitas pasar mengacu pada risiko bahwa pasar
tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap. Risiko kredit
merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalm kontrak manajemen risiko tidak
dapat memenuhi kewajibannya.
Risiko regulasi adalah
risiko yang timbul karena pihak otoritas publik melarang penggunaan suatu
produk keuangan untuk tujuan tertentu. Risko pajak merupakan risiko bahwa
transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang
diinginkan. Risiko akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai
tidak dapat dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai.
PERLUNYA
MENGELOLA RISIKO KEUANGAN
Pertumbuhan jasa
manajemen risiko yang cepat menunjukkan bahwa manajemen dapat meningkatkan
nilai perusahaan dengan mengendalikan risiko keuangan. Lagipula, investor dan
pihak-pihak berkepentingan lainnya semakin berharap agar manajer keuangan mampu
mengidentifikasikan dan mengelola risiko pasar yang dighadapi secara aktif.
Jika nilai perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen
potensi risiko yang aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan.
Pertama, manajemen
eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan. Aliran
arus kas yang lebih stabil dapat meminimalkan kejutan laba, sehingga
meningkatkan nilai kini ekspektasi arus kas. Laba yang stabil juga mengurangi
kemungkinan risiko gagal bayar dan kebangkrutan atau risiko bahwa laba mungkin
tidak dapat menutupi pembayaran jasa utang kontraktual. Manajemen eksposur
yang aktif memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada risiko bisnisnya
yang utama. Dengan demikian, suatu perusahaan manufaktur dapat melakukan
lindung nilai risiko suku bunga dan mata uang dan berkonsentrasi pada produksi
dan pemasaran. Manfaat yang sama juga tersedia bagi lembaga keuangan.
PERANAN
AKUNTANSI
•Membantu dalam
mengidentifikasi eksposur pasar
•Mengkuantifikasi
keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternatif
•Mengukur potensi yang
dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu
•Mencatat produk
lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektivitas program
lindung nilai.
IDENTIFIKASI
RISIKO PASAR
Kerangka dasar yang
bermanfaat untuk mengidentifikasikan berbagai jenis risiko market berpotensi
dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan
atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan
pesaingnya. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga,
serta risiko harga komoditas dan ekuitas. Dimensi ketiga dari kubus pemetaan
risiko melihat hubungan antara risiko pasar dan pemicu nilai untuk
masing-masing pesaing utama perusahaan.
MENGKUANTIFIKASI
PENYEIMBANGAN
Peranan lain yang
dimainkan para akuntan dalam proses manajemen risiko meliputi proses
kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respons
risiko. Mungkin manajemen lebih suka untuk mempertahankan beberapa risiko yang
dihadapi ketimbang harus melakukan lindung nilai apabila biaya perlindungan
risiko dirasakan lebih tinggi daripada manfaatnya.
MANAJEMEN
RISIKO DI DUNIA DENGAN KURS MENGAMBANG
Dalam dunia kurs
mengambang, manajemen risiko mencakup
(1) antisipasi
pergerakan kurs
(2) pengukuran risiko
kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan
(3) perancangan
strategi perlindungan yang memadai
Peramalan atas
Perubahan Kurs Informasi yang sering kali digunakan dalam membuat peramalan
kurs (yaitu depresiasi mata uang) berkaitan dengan perubahan dalam
faktor-faktor berikut ini :
§ Perbedaan
inflasi (inflation differential).
°
Bukti menunjukkan bahwa laju inflasi
yang lebih tinggi di suatu negara, cenderung akan diimbangi dalam beberapa
waktu dengan pergerakkan dengan nilai yang setara tetapi berlawanan dalam nilai
mata uangnya.
§ Kebijakan
moneter (monetery policy).
°
Suatu peningkatan dalam pasokan uang
suatu negara yang melebihi laju pertumbuhan riil hasil keluaran nasional
mendorong timbulnya inflasi, yang mempengaruhi kurs.
§Neraca Perdangan
(balance of trade).
°
Pemerintaha sering kali memanfaatkan
devaluasi mata uang untuk menyelesaikan neraca perdaganga yang tidak ,
menguntungkan (yaitu apabila ekspor<impor).
§Neraca
pembayaran (balance of payment).
°
Suatu negara yang menghabiskan
(mengimpor) dan berinvestasi lebih banyak di luar daripada yang dihasilkan
(diekspor) atau diterimanya dalam bentuk investasi luar negeri akan mengalami
tekanan penurunan nilai mata uangnya.
§Cadangan moneter
dan kapasitas utang luar negeri (international monetary reserves and debt
capacity).
°
Suatu negara yang mengalami defisit
neraca pembayran terus menerus dapat mengantisipasi terjadinya devaluasi dengan
menurunkan tabungan (yaitu jumlah cadangan moneter internasional) atau
menurunkan kapasitas pinjaman luar negerinya. Karena jumlah sumber daya ini
menurun, kemungkinan terjadinya devaluasi meningkat.
§Anggaran
nasional (national budget).
°
Defisit yang disebabkan oleh pengeluaran
pemerintah yang sangat besar juga memperburuk inflasi.
§Kurs forward
(fordward exchange quotations).
°
Suatu mata uang asing yang dapat
diperoleh untuk penyerahan di masa depan dengan tingkat diskonto yang
signifikan menandakan berkurangnya kepercayaan terhadap mata uang tersebut.
§Kurs tidak resmi
(unofficial rates).
°
Peningkatan dalam selisih antara kurs
resmi dan tidak resmi atau kurs pasar gelap menunjukkan tekanan yang makin
meningkat terhadap pemerintah untuk menyesuaikan kurs resminya dengan kurs
pasar yang lebih realistik.
§Perilaku mata
uang terkait (behaviour of related currencies).
°
Mata uang suatu negara umumnya bergerak
dalam pola yang sama dengan mata uang negara-negara yang memiliki ikatan
ekonomi yang erat.
§Perbedaan suku
bunga (interest rate differentials).
°
Perbedaan suku bunga antara dua negara
menunjukkan prediksi perubahan dalam kurs spot pada masa mendatang.
§Harga opsi
ekuitas luar negeri (foreign equity option prices).
°
Karena arbitrase mengaitkan suatu harga
ekuitas luar negeri di negara asal dengan nilai mata uang domestik, perubahan
dalam harga opsi suatu ekuitas asing dalam mata uang domestik menandakan
perubahan dalam ekspektasi pasar terhadap kurs valuta asing di masa depan.
Hal-hal di atas membantu dalam
memprediksikan arah pergerakan mata uang. Namun demikian, biasanya masih tidak
cukup untuk memprediksikan waktu dan magnitudo perubahan mata uang. Faktor
politik sangan mempengaruhi nilai mata uang di banyak negara. Respons politik
terhadap tekanan devaluasi atau revaluasi seringkali menghasilkan pengukuran
untuk sementara waktu (temporer) dan bukan penyesuaian kurs. Pengukuran
temporer ini meliputi pajak tertentu, kontrol impor, insentif ekspor, dan
kontrol mata uang. Kesadarab politik di suatu negara yang mata uangnya berada
dalam tekanan merupakan hal penting. Hal ini akan membantu manajer keuangan
untuk mencerna apakah pemerintah akan cenderung mel;akukan intervensi pasar
atau bergantung pada solusi pasar bebas.
Kurs pasar kini (yaitu
kurs forward) menunjukkan adanya konsensus dari seluruh pelaku pasar atas kurs
valuta asing di masa mendatang. Informasi yang secara umum tersedia segera
terwujud dalam kurs valas kini. Dengan demikian, informasi tersebut tidak
terlalu bernilai dalam memprediksi kurs di masa mendatang. Dalam
kondisi ini, perubahan kurs valas merupakan respons acak terhadap informasi
baru atau peristiwa yang tak terduga. Kurs forward merupakan estimasi terbaik
yang ada untuk kurs di masa mendatang. Acaknya perubahan kurs valas
mencerminkan perbedaan opini atas kurs di kalangan pelaku pasar. Jika peramalan
kurs tidak mungkin atau terlalu mahal dilakukan, maka manajer keuangan dan
akuntan harus mengatur masalah masalah perusahaan mereka sedemikian rupa untuk
meminimalkan pengaruh buruk perubahan kurs. Proses inin dikenal sebgai
manajemen potensi risiko. MANAJEMEN
POTENSI RISIKO
Menyusun struktur
permasalahan perusahaan untuk meminimalkan pengaruh buruk kurs memerlukan informasi
mengenai potensi terhadap risiko valas yang dihadapi. Potensi terhadap risiko
valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mnegubah nilai aktiva bersih,
laba dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap
potensi risiko valas ini berpusat pada dua jenis potensi risiko : translasi dan
transaksi.
POTENSI
RISIKO TRANSLASI
Potensi risiko
translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata
uang domestik atas aktiva dan kewajiban mata uang asing yang dimiliki oleh
perusahaan. Pengaruh translasi ini menimbulkan dampak langsung terhadap laba
yang dilaporkan. Aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing menghadapi potensi
risiko kurs jika suatu perubahan dalam kurs menyebabkan nilai ekuivalen dalam mata
uang induk perusahaan berubah. Bedasarkan definisi ini, pos-pos neraca dalam
mata uang asing yang terpapar risiko kurs adalah pos-pos yang ditranslasikan
berdasarkan kurs kini (dan bukan kurs historis). Dengan demikian, potensi
risiko translasi diukur berdasarkan perbedaan antara aktiva dan kewajiban
perusahaan dalam mata uang asing yang terpapar. Kelebihan antara aktiva
terpapar risiko dengan kewajiban terpapar (yaitu pos-pos dalam mata uang asing
yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini) menyebabkan timbulnya posisi aktiva
terpapar bersih. Posisi ini seringkali disebut potensi risiko positif.
Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan menimbulkan
kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing menghasilkan keuntungan
translasi. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki posisi kewajiban terpapar
bersih atau potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva
terpapar. Dalam kasus ini devaluasi mata uanga asing menyebabkan kerugian
transl
Refrensi
Nama : Wendhy. Asmoro
NPM : 28210473
Kelas : 4 EB 21
Mata Kuliah : Akuntansi Internasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar