Pelaporan
Keuangan Dan Perubahan Harga
Definisi Peubahan Harga
Fluktuasi nilai mata
uang dan perubahan dalam harga uang atas barang dan jasa merupakan
karakteristik yang terpisahkan dalam bisnis internasional. Untuk memahami
istilah perubahan harga ( changing princes ), kita harus
membedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang
keduanya termasuk dalam istilah perubahan harga itu. Tingkat harga umum
biasanya timbul ketika harga semua barang dan jasa dalam perekonomian berubah.
Daya beli moneter pun menguat atau melemah. Suatu perubahan harga umum
terjadi apabila secra rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu
perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut
inflasi ( inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi
( deflation ). Apa saja penyebab inflasi? Bukti-bukti
menunjukan bahwa inflasi disebabkan oleh kebijakan moneter dan fiskal agresif
yang bertujuan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi, biaya
pemilihan umum yang terlalu besar, serta penyebaran inflasi internasional. Namun
persoalan ini jauh lebih rumit.
Perubahan harga khusus
dimulai ketika harga barang atau jasa tertentu berubah seiring naik turunnya
permintaan dan penawaran. Inilah yang menyebabkan tingkat rata-rata inflasi
pertahun dari suatu negara mencapai 5%, sementara disaat yang sama harga
apartemen berkamar sama dinegara itu meningkat sebesar 50%.
Inflasi telah menjadi
fakta yang penting dan tetap di hampir semua Negara di dunia. Perubahan nilai
mata uang moneter bener-bener diakui para akuntan dewasa ini, tetapi tedapat
pertentangan mengenai cara teoritis dan praktis untuk menyelesaikannya. Di
Amerika Serikat, FASB Statetment No. 33 mangharuskan pengungkapan khusus oleh
perusahaan-perusahaan besar tertentu, tetapi tidak merinci kaitan pengungkapan
ini dengan laporan keuangan utama. Unit moneter yang tidak stabil adalah suatu
kendala penfukuran dalam pendekatan induktif-deduktif terhadap teori akuntansi.
AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA
Akuntansi perubahan
harga (accounting for price changes) mengacu pada perlakuan akuntansi terhadap
perubahan atau selisih harga dan masalah
akuntansi dalam kondisi yang didalamnya harga-harga berubah.
Rerangka
Akuntansi Pokok
Rerangka akuntansi
pokok akan menghasilkan statemen keuangan dasar. Paton dan Littleton menegaskan
bahwa data dasar hendaknya merupakan angka yang terandalkan yaitu obyektif dan
dapat diverifikasi.
Tujuan pelaporan
keuangan tidak terbatas pada masalah pertanggungjelasan tetapi juga pada
pemenuhan kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi yang lebih luas. Tujuan
penyajian informasi untuk pertanggung jawaban menjadi tidak berarti atau bahkan
dapat diganti sama sekali.
Kos merupakan jumlah
rupiah kesepakatan dalam rangka memperoleh barang dan jasa dan merupakan jumlah
rupiah kesepakatan dalam rangka penyerahan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Masalah
akuntansi
Sebagai data dasar,
dalam kondisi perubahan harga akuntansi kos historis menghadapi tiga masalah
fundamental yang berkaitan dengan penilaian (valuation), unit pengukur (measurement
unit) dan pemertahanan kapital (capital
maintenance).
Masalah
Penilaian
Nilai aset individual
atau spesifik akan berubah kalau dibandingkan dengan aset tertentu yang lain
meskipun daya beli uang tidak berubah. Perubahan ini disebabkan oleh penggunaan
teknologi yang berbeda atau kemampuan produk baru yang lebih tinggi.
Persepsi atau selera
orang terhadap manfaat atau nilai barang tertentu dapat pula menyebabkan
perubahan nilai yang akhirnya mempengaruhi harga barang tersebut. Perubahan
harga semacam ini disebut dengan
perubahan harga spesifik.
Model akuntansi untuk
menghadapi masalah ini adalah akuntansi nilai sekarang yang pengukuran nilainya bergantung pada dasar penilaian yang
dianut yaitu kos sekarang atau nilai keluaran sekarang.
Masalah
Unit Pengukur
Daya beli uang dapat
berubah sehingga unit moneter sebagai pengukur nilai tidak bersifat homogenus
lagi kalau dikaitkan dengan waktu. Perubahan
nilai unit pengukur ini terjadi karena perubahan tingkat harga secara
umum dalam ekonomi suatu negara. Artinya, kalau nilai atau manfaat suatu barang
tidak berubah, jumlah unit moneter yang dapat digunakan untuk memperoleh barang
yang sama akan berbeda dari waktu ke waktu karena daya beli uang berubah.
Secara umum, daya beli
uang semakin menurun karena adanya inflasi. Akuntansi menghadapi masalah ini
karena kos yang diukur satuan rupiah nominal tidak lagi homogenus untuk
beberapa pos sehingga penjumlahan kos vertikal atau horisontal sebenarnya tidak
bermakna lagi.
Masalah
Pemertahanan Kapital
Laba adalah kenaikan
kapital dalam suatu periode yang dapat didistribusi atau dinikmati setelah
kapital awal dipertahankan. Untuk menentukan laba dengan mempertahankan
kapital, tiga hal penting dalam mengukur kapital harus dipertimbangkan yaitu
dasar penilaian, skala pengukuran, dan jenis kapital terutama dalam hal terjadi
perubahan harga atau nilai. Masalah
unit pengukur dalam perubahan harga berkaitan dengan skala pengukuran. Masalah
pemertahanan kapital dalam perubahan harga berkaitan dengan jenis kapital yang
harus dipertahankan yaitu finansial atau fisis.
Bila pengaruh perubahan harga seperti di atas tidak diperhatikan, dalam keadaan
perubahan harga menarik, perhitungan laba atas dasar kos historis cenderung
tersaji lebih. Hal ini disebabkan perubahan akibat kenaikan harga atau untuk
penahanan melekat pada angka laba. Angka laba yang tersaji lebih dapat
mengakibatkan distribusi laba yang melebihi jumlah yang dapat menyisakan laba
untuk mempertahankan kapital.
Pos-Pos Moneter dan Nonmoneter
Pos Moneter
Pos-pos moneter terdiri atas aset moneter dan kewajiban moneter. Aset
moneter adalah klaim untuk menerima kas di masa mendatang dengan jumlah dan
saat yang pasti tanpa mengaitkan dengan harga masa datang barang dan jasa
tertentu.
Kewajiban moneter adalah keharusan untuk membayar uang di masa mendatang
dengan jumlah dan saat pembayaran yang sudah pasti. Implikasi perubahan harga
terhadap pos-pos moneter lebih berkaitan dengan perubahan daya beli yang
menimbulkan untung atau rugi daya beli. Untung atau rugi daya beli timbul kalau
perusahaan menahan pos-pos moneter dalam keadaan daya beli berubah.
Pos-Pos Nonmoneter
Pos-pos nonmoneter adalah pos-pos selain yang bersifat moneter yang juga
terdiri atas aset nonmoneter dan kewajiban nonmoneter. Aset nonmoneter adalah
aset yang mengandung jumlah rupiah yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut
berubah-ubah dengan berjalannya waktu atau aset yang merupakan klaim untuk
menerima potensi jasa atau manfaat fisis tanpa memperhatikan perubahan daya
beli.
Kewajiban nonmoneter adalah keharusan untuk menyerahkan barang dan jasa
atau potensi jasa lainnya dengan kuantitas tertentu tanpa memperhatikan daya
beli atau perubahan nilai barang atau potensi jasa tersebut pada saat
diserahkan. Implikasi perubahan harga terhadap pos nonmoneter adalah terjadinya
perbedaan nilai tukar antara saat pos-pos tersebut diperoleh atau terjadi dan
nilai tukar saat meretia diserahkan atau dilaporkan pada akhir perioda.
Pos-pos moneter berkaitan dengan untung atau rugi daya beli sedangkan
pos-pos nonmoneter dengan untung atau rugi penahanan.
Perubahan Harga
Harga merepresentasi nilai tukar barang dan jasa pada suatu saat dalam
suatu lingkungan ekonomik. Barang dan jasa dapat berupa barang dan jasa antara
yaitu berupa faktor produksi atau produk akhir (barang dan jasa untuk
konsumsi).
Harga masukan adalah harga faktor produksi dan harga barang atau jasa
antara yang diperoleh untuk tujuan diolah lebih lanjut. Harga keluaran adalah
harga barang dan jasa yang dijual sebagai produk perusahaan. Pasar faktor
produksi disebut pasar masukan dan pasar produk akhir disebut pasar keluaran.
Secara umum, perubahan harga
adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang atau jasa yang sama pada
waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan atau keluaran). Dari segi
akuntansi, perubahan harga adalah perbedaan antara kos tercatat suatu objek
(pos) dan jumlah rupiah yang menggambarkan nilai objek (pos) pada saat
tertentu. Dari sudut perusahaan, perbedaan harga masukan dan keluaran bukan
merupakan perubahan harga tetapi lebih merupakan laba yaitu kenaikan nilai
ekonomik yang diharapkan karena proses produksi.
Karakteristik perubahan harga barang dan jasa, ada tiga jenis perubahan
harga yaitu : (1) perubahan harga umum, (2) perubahan harga spesifik, dan (3)
perubahan harga relatif
1.
Perubahan Harga Umum
Perubahan harga umum
mencerminkan kenaikan atau penurunan nilai tukar satuan uang atau dikenal
dengan perubahan daya beli. Perubahan tersebut dapat disebabkan pada umumnya
oleh kekuatan-kekuatan faktor ekonomik seperti tersedianya uang atau kecepatan
beredarnya uang dibandingkan dengan tersedianya barang atau jasa dalam perekonomian
suatu negara. Penyebab lain adalah
ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran barang dan jasa secara umum
atau perubahan harga pasar dunia untuk komoditas dasar tertentu. Perubahan
harga umum ditandai oleh perubahan seluruh harga barang dan jasa dengan tingkat
dan arah yang sama.
o Inflasi dan Daya Beli Uang
Indeks harga dapat
memberi gambaran perubahan tingkat harga dari waktu ke waktu. Perubahan indeks
harga merefleksi pula perubahan daya beli atau nilai tukar uang. Kenaikan indeks harga berarti penurunan daya beli
demikian pula sebaliknya. Daya beli uang adalah kemampuan satuan uang pada saat
tertentu untuk ditukarkan dengan barang.
Gejala kenaikan tingkat harga umum dari waktu ke waktu disebut inflasi.
Inflasi ditunjukkan oleh indeks harga umum yang cenderung menaik dari waktu ke
waktu. Perubahan relatif indeks harga dari perioda satu ke perioda berikutnya
disebut dengan laju inflasi.
o Implikasi Akuntansi
Kos berbagai objek yang diukur dengan satuan
uang pada waktu yang berbeda-beda sebenarnya merupakan jumlah rupiah yang tidak
homogenus sehingga tidak dapat dijumlahkan. Karena bersifat moneter, meretia
sudah merefleksi kos atau harga sekarang setiap saat atau pada tanggal
pelaporan. Dengan adanya perubahan daya beli, perusahaan kemungkinan akan
mendapat untung atau menderita rugi karena perusahaan menahan pos-pos moneter.
Untung atau rugi daya
beli pos moneter terjadi apabila perusahaan menahan aset moneter atau mempunyai
utang moneter dalam jangka waktu tertentu. Dalam kondisi inflasi, menahan aset
moneter akan menimbulkan rugi daya beli. Dalam kndisi deflasi menahan aset
moneter akan memberikan untung daya beli
dan menahan utang moneter akan mengakibatkan rugi daya beli.
o Interpretasi Untung / Rugi Daya Beli
Jumlah rupiah untung
atau rugi daya beli merupakan informasi untuk membantu pemakai dalam menentukan
laba ekonomik perusahaan karena informasi tersebut berkaitan dengan seberapa
jauh kapital secara ekonomik harus dipertahankan.
Untung daya beli
penahanan utang dapat diperlakukan sebagai pengurangan aset yang diperoleh
dengan utang tersebut. Untung atau rugi daya beli pos moneter lancar
dapat dianggap terrealisasi pada saat pos aset moneter lancar diterima uangnya
atau pada saat utang moneter lancar dilunasi. Dari sudut pandang perusahaan
sebagai kesatuan usaha, untung atau rugi daya beli utang jangka panjang dalam
suatu perioda tidak mempengaruhi besarnya laba.
Dari sudut likuiditas, untung atau rugi daya beli akan memberi informasi
apakah perusahaan dapat menjaga likuiditas operasinya. Dalam kondisi inflasi,
tentu saja modal kerja moneter akan cenderung menurun daya belinya.
2.
Perubahan Harga Spesifik
Perubahan harga
spesifik adalah perubahan harga barang tertentu karena nilai instrinsik barang
tersebut berubah sehingga nilai tukarnya juga berubah baik di pasar masukan
maupun pasar keluaran.
Perubahan harga
spesifik terjadi karena berbagai faktor antara lain perubahan selera konsumer,
perubahan teknologi di bidang teknik industri dan spekulasi atau perubahan
harapan masyarakat terhadap kuantitas barang dan jasa tertentu yang tersedia
dalam masyarakat.
Perubahan harga
spesifik dalam pasar masukan akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan kos
aset yang yang akhirnya mempengaruhi
biaya bagi perusahan. Perubahan harga spesifik dalam pasar keluaran akan
mengakibatkan kenaikan atau penurunan pendapatan perusahaan.
o Implikasi Akuntansi
Dalam akuntansi kos
historis, perubahan harga spesifik ini tidak diperhatikan dan dengan sendirinya
perubahan ini akan tersembunyi dalam perhitungan laba. Seandainya pengaruh
perubahan harga spesifik tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba, pengaruh
ini akan menjadi untung atau rugi penahanan.
o Interpretasi Untung/Rugi Penahanan
Untung penahanan
merupakan informasi tentang jumlah rupiah untuk mempertahankan kapital.
Dari segi evaluasi
kinerja manajemen, akuntansi kos sekarang sebenarnya memberi informasi tentang
kegiatan yang benar-benar merupakan upaya manajemen dan kegiatan yang
semata-mata hanya menahan aset dalam kaitannya dengan pengelolaan kapital
fisis. Laba operasi merupakan hasil
kegiatan produktif, sendangkan untung penahanan merupakan hasil kegiatan penahanan
aset semata. Laba operasi atas dasar kos sekarang merupakan pengukur efisiensi
pengelolaan dana atau kapital fisis perusahaan yang sebenarnya.
Dalam kondisi harga
yang menarik, biaya atas dasar kos sekarang yang dibebankan ke pendapatan akan
cenderung lebih tinggi daripada biaya historis karena itu laba akan cenderung
lebih kecil.
3.
Perubahan Harga Relatif
Perubahan harga relatif
mengukur tingkat penyimpanan perubahan harga barang atau jasa tertentu terhadap
perubahan akibat perubahan tingkat harga umum seluruh barang dan jasa.
Perubahan harga relatif adalah perubahan harga setelah pengaruh perubahan daya
beli dikeluarkan atau diperhitungkan.
Kalau unit moneter
dihomogenuskan dengan indeks harga umum, statemen laba-rugi akan menggambarkan
laba real secara ekonomik. Pengaruh perubahan harga relatif tidak dapat
terungkapkan secara penuh kalau penyesuaian tidak dilakukan baik untuk
perubahan harga spesifik maupun untuk perubahan harga umum. Model akuntansi
yang memperhitungkan pengaurh perubahan harga relatif sebenarnya merupakan
bastar atau hibrida antara model akuntansi daya beli konstan dan akuntansi kos
sekarang. Model hibrida
tersebut disebut akuntansi kos sekarang daya beli konstan.
Ø Akuntansi Daya Beli Konstan
Tujuan akuntansi daya beli konstan adalah mempertahankan kapital atas dasar
daya beli.
Pemilihan Indeks Harga untuk Konversi
Untuk dapat menyajikan statemen keuangan berbasis daya beli, data kos
historis harus dikonversi menjadi kos daya beli pada saat pelaporan.
Untuk menyusun statemen keuangan lengkap dalam daya beli, semua pos baik
neraca atau laba-rugi harus dikonversi. Bila indeks rata-rata digunakan dan
pos-pos laba rugi terjadi secara merata selama perioda, rupiah daya beli yang
didapat untuk suatu pos biasanya hampir sama dengan jumlah rupiah nominalnya.
Keunggulan dan Kelemahan
Argumen yang biasanya diajukan untuk mendukung penyajian informasi daya
beli konstan adalah :
1.
Akuntansi daya beli konstan menjadi angka akuntansi lebih bermakna
2.
Dengan akuntansi daya beli konstan, pembandingan antarperioda akan memberikan
informasi yang lebih bermakna
daripada pembandingan atas dasar rupiah
nominal
3. Pembandingan data antarperusahaan juga
akan menjadi lebih berarti dan informatif
4. Akuntansi daya beli konstan akan
menghasilkan informasi laba atas dasar konsep mempertahankan kapital
5. Pejabat pemerintah sudah terbiasa
menganalisis data keuangan atas dasar nilai real, sehingga pelaporan keuangan
perusahaan dengan menggunakan rupiah nominal kemungkinan dapat menyebabkan
kebijakan pemerintah yang merugikan perusahaan
6. Akuntansi daya beli konstan merupakan
sarana mengeluarkan pengaruh perubahan harga umum tanpa harus mengubah atau
mengganti struktur akuntansi yang sudah berjalan.
7. Akuntansi daya beli konstan dapat
mengatasi atau meniadakan sama sekali metoda akuntansi yang dimaksudkan untuk
menanggulangi perubahan harga secara parsial atau secara pos per pos
Beberapa keberatan dan kelemahan terhadap akuntansi daya beli konstan
adalah :
1. Akuntansi daya beli konstan mendasarkan
diri pada data kos historis sehingga kelemahan-kelemahan yang melekat pada kos
historis tidak seluruhnya dapat dihilangkan atau diatasi. Jadi, akuntansi daya
beli konstan belum memperhitungkan pengaruh perubahan harga spesifik
2. Manfaat informasi tambahan kemungkinan
besar tidak sepadan dengan kos untuk menyusun statemen keuangan daya beli
konstan
3. Acapkali stateman keuangan daya beli
konstan diinterpretasi secara keliru sebagai informasi tentang nilai sekarang
padahal informasi yang disajikan oleh akuntansi daya beli konstan bukan
merupakan nilai sekarang, nilai yang dapat direalisasi, atau bahkan nilai
diskonan
4. Untung rugi daya beli tidak mempunyai
makna atau interpretasi yang jelas atau intuitif.
5. Acapkali indeks yang digunakan untung
menghomogenuskan unit pengukur tidak mewakili perubahan daya beli yang
terkandung dalam aset perusahaan sehingga hasil perhitungan akuntansi daya beli
konstan diragukan keterandalannya.
Kapital Daya Beli
Kapital daya beli sebenarnya merupakan kapital finansial. Kapital
finansial, laba terjadi dari kenaikan jumlah rupiah kapital tanpa memperhatikan
wujud kapital tersebut. Kapital daya beli adalah jumah rupiah kapital finansial
yang telah dikonversi menjadi daya beli.
Ø Akuntansi Kos Sekarang
Tujuan akuntansi kos
sekarang adalah mengukur laba suatu perioda dengan mempertahankan kapital
semula. Kapital diukur atas dasar kapasitas operasi atau kemampuan untuk
menyediakan barang dan jasa dengan kuantitas yang sama dengan kapasitas atau
kemampuan kapital sebelumnya.
Dasar
Pengukuran Kos Sekarang
1.
Kos Pengganti
Penekanan diletakkan
pada kos pengganti aset yang dikuasai perusahaan dengan aset yang sejenis atau
sama fungsinya. Kos pengganti ini, secara konseptual laba perioda akan terjadi
atas dua unsur yaitu : (1) laba operasi dan (2) untung atau rugi penahanan
akibat perubahan harga relatif.
FASB memberi pedoman
pengukuran fasilitas fisis yang sudah terpakai dengan cara berikut :
a.
Mengukur kos sekarang suatu fasilitas fisis baru yang mempunyai potensi jasa
yang sama dengan potensi jasa fasilitas pada waktu dibeli perusahaan dan
menguranginya dengan depresiasi yang diperhitungkan atas dasar kos baru sesuai
metoda yang sama
b.
Mengukur kos sekarang suatu fasilitas fisis beka yang sama umum dan kondisinya
dengan aset yang sekarang dikuasai/dimiliki perusahaan
c.
Mengukur kos sekarang suatu fasilitas fisis baru yang mempunyai potensi jasa
yang berbeda dengan yang sekarang dikuasai/dimiliki perusahaan dan menyesuaikan
kos baru tersebut terhadap perbedaan-perbedaan nilai potensi jasa akibat
perbedaan umur, kapasitas, kualitas jasa dan kos pemeliharaan/pengoperasian.
2.
Nilai Jual Sekarang
Kos sekarang aset
diukur atas dasar harga aset senandainya pada saat sekarang perusahaan memilih
untuk menjual aset tersebut alih-alih memakainya untuk operasi. Nilai jual
sekarang berarti jumlah rupiah pendapatan yang dapat direalisasi seandainya
aset dijual sekarang.
3.
Nilai Terrealisasi Harapan
Pendekatan ini sama
dengan nilai jual sekarang hanya pengukuran dilakukan atas dasar nilai sekarang
aliran kas masa datang yang diterima dari aset atau dibayar untuk aset atau
utang bersangkutan.
Nilai penggunaan adalah
nilai sekarang aliran kas di masa mendatang yang diharapkan akan diterima dari
penggunaan aset oleh perusahaan. Nilai pasar sekarang adalah jumlah rupiah kas,
atau setara kas yang diharapkan akan dapat diperoleh dari penjualan suatu aset
dikurangi dengan biaya penjualan yang terlibat dalam proses penjualan aset
tersebut.
Kos sekarang dan Pemertahanan
Kapital
Akuntansi kos sekarang dilandasi konsep mempertahankan kapital. Perubahan harga
aset yang ditahan selama suatu perioda menimbulkan untung atau rugi penahanan.
Untuk kapital finansial untung atau rugi ini akan diperhitungkan dalam
penentuan laba perioda sebagai untung terrealisasi. Perbedaan utama antara
konsep mempertahankan kapital fisis dan kapital finansial adalah bahwa dalam
mempertahankan kapital fisis, untung atau rugi penahanan tidak dimasukkan
sebagai komponen laba perioda tetapi diperlakukan sebagai penyesuai ekuitas
pemegang saham.
Sumber Informasi dan Teknik
Pengukuran penentuan kos sekarang
1.
Pengindeksan (Indexation)
Sumber informasi dapat
berupa (1) indeks harga yang dihasilkan pihak eksternal untuk kelompok barang
atau jasa yang diukur atau (2) indeks harga yang dihasilkan sendiri oleh
perusahaan berdasarkan catatan historis untuk kelompok barang ataujasa yang
diukur
2.
Penghargaan Langsung (Direct Pricing)
Informasi dari luar
berupa (1) harga faktur sekarang, (2) daftar harga dari penjual barang atau
jasa (price list) atau kutipan harga lain atau taksiran, dan (3) kos produksi
standar yang menggambarkan kos sekarang.
3.
Pengkosan Unit (Unit Costing)
Teknik ini digunakan
untuk menaksir kos reproduksi suatu barang. Teknik ini digunakan untuk barang
tau jasa yang tidak mempunyai pasar keluaran atau barang yang bersifat khusus
(tidak standar).
4.
Penghargaan fungsional (Functional Pricing)
Teknik ini digunakan
untuk menentukan kos pengganti suatu fungsi produksi atau pemrosesan dan
bukanya suatu aset secara individual atau kelompok aset yang masing-masing
berdiri sendiri.
Keunggulan
dan Kelemahan
Argumen yang diajukan
untuk mendukung disediakannya informasi kos sekarang :
1. Tindakan
manajemen untuk menghadapi perubahan harga biasanya diwujudkan dalam keputusan
yang didasarkan atas harapan atau prediksi adanya perubahan harga di masa
datang untuk barang atau jasa yang diperoleh perusahaan.
2. Akuntansi
kos sekarang dapat menunjukkan laba operasi dan untung penahanan sehingga dapat
memberikan informasi tentang pengaruh perubahan harga terhadap profitabilitas
perusahaan yang sesungguhnya.
3. Informasi kos
sekarang bermanfaat dalam analisis kemampuan perusahaan untuk menjaga kapasitas
operasi sekaligus untuk membagi dividen.
4. Neraca
atas dasar kos sekarang menggambarkan nilai ekonomik aset dan utang yang lebih
realistik dibandingkan neraca berbasis kos historis.
5. Akuntansi
kos sekarang akan memberikan informasi tentang efisiensi suatu perusahaan yang
lebih baik dan dapat diperbandingkan secara lebih bermakna dengan perusahaan
lain.
6. Untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, akuntansi kos sekarang
mendasarkan pada konsep pemertahanan kapital yang semestinya atas dasar
perkembangan dan kondisi perusahaan yang mutakhir.
Kritik umum yang ditujukan terhadap akuntansi kos sekarang :
1. Belum ada
definisi yang tegas dan tunggal tentang apa yang dimaksud aset pengganti dan
bagaimana aset tersebut diukur.
2. Akuntansi kos sekarang belum mempertimbangkan pengaruh
perubahan daya beli uang.
3. Konsep mempertahankan kapital yang menjadi landasan kos
sekarang sebenarnya bukan merupakan fungsi akuntansi atau laporan tetapi fungsi
manajemen.
4. Kerumitan penyususunan informasi kos sekarang sebagai
pelengkap tidak sepadan dengan manfaat yang diperoleh.
Ø Akuntansi Hibrida
Akuntansi daya beli
konstan berusaha untuk mengatasi masalah unit pengukur tidak stabil sedangkan
akuntansi kos sekarang berusaha untuk mengatasi masalah panilaian.
Perbedaan Akuntansi
Daya Beli Konstan dan Kos Sekarang
Akuntansi
Daya Beli Konstan
1.
Mengatasi masalah unit pengukur.
2.
Merevisi atau merevaluasi aset moneter pada akhir perioda.
3.
Menggunakan indeks harga umum karena sasaeannya perubahan umum.
4. Mengabaikan untung atau
rugi penahanan pada saat revaluasi.
5. Mengungkapkan untung
atau rugi daya beli atas aset monoter reto.
6. Untung atau rugi sebagai
selisih lebih bermakna sebagai penyesuai kapital daripada komponen laba dalam
rangka pemertahanan kapital.
Akuntansi
Kos Sekarang
1.
Mengatasi masalah penilaian.
2.
Merevisi atau merevaluasi aset nonmoneter secara terus menerus.
3.
Menggunakan indeks harga spesifik karena sasarannya perubahan harga spesifik.
4.
Mengabaikan untung atau rugi daya beli.
5.
Mengungkapkan untung atau rugi penahanan atas aset nonmoneter neto.
6.
Untung atau rugi sebagai selisih lebih bermakna sebagai komponen laba daripada
penyesuai kapital dalam rangka pemertahanan kapital.
Standar
Akuntansi Perubahan Harga
Dengan dikeluarkannya
SFAS No. 89, FASB telah mengubah status pelaporan informasi perubahan harga
dari wajib menjadi anjuran. Secara autoritatif pengungkapan informasi perubahan
harga setelah SFAS No. 89 sebenarnya
bersifat sukarela. Standar akuntansi perubahan harga dalam profesi akuntansi di
Amerika memang mempunyai riwayat yang agak unik. Standar yang cukup penting
yang berpautan dengan pembahasan dalam bab ini adalah SFAS No. 33, No. 82
(1984), dan terakhir No. 89 (1986).27
§ SFAS No. 33
Semula melalui SFAS No.
3, FASB mewajibkan informasi pelengkap atas pengaruh inflasi dan perubahan
harga spesifik dalam laporan tahunan. SFAS No. 33 tidak menuntut penyajian
komprehensif statemen keuangan atas dasar kos sekarang atau daya beli kostan
tetapi hanya mewajibkan pengungkapan sebagian informasi yang membantu pemakai
untuk mengevaluasi pengaruh perubahan harga.
Untuk akuntansi daya
beli konstan, butir-butir minimum yang harus diungkapkan adalah :
1.
Informasi tentang laba dari operasi berlanjut untuk tahun berjalan atas dasar
daya beli konstan.
2.
Untung atu rugi daya beli atas pos-pos moneter neto untuk tahun berjalan.
Dalam SFAS No. 33, FASB
menetapkan informasi minimal yang harus diungkapkan atas dasar kos sekarang
sebagai berikut :
1. Informasi tentang laba
dari operasi berlanjut untuk tahun berjalan atas dasar kos sekarang.
2.
Jumlah rupiah kos sekarang sediaan dan fasilitas fisis pada akhir tahun.
3.
Untung dan rugi perusahaan selama tahun berjalan untuk sediaan dan fasilitas
fasis.
§ SFAS No. 82
FASB menerbitkan SFAS
No. 82 yang isinya meniadakan beberapa pengungkapan yang sebelumnya diatur
dalam SFAS No. 33. Standar baru ini meniadakan atau membatalkan ketentuan untuk
mengungkapkan informasi daya beli konstan.
§ SFAS No. 89
SFAS No. 89 tidak lagi
mewajibkan (to require) pengungkapan pengaruh perubahan harga sebagai informasi
pelengkap tetapi sangat menganjurkan (to encourage) pengungkapan tersebut.
Model Akuntansi dan
Implementasinya
Standar pelaporan perubahan harga menyangkut empat model yaitu:
1.
akuntansi kos historis
2.
akuntansi daya beli konstan
3.
akuntansi kos sekarang
4.
akuntansi kos sekarang/daya beli konstan.
Suatu model akuntansi
perubahan harga ditentukan oleh kombinasi tiga faktor:
1.
Dasar penilaian
2.
Skala pengukuran
3.
Jenis Kapital
Model 1. Berbasis kos historis dengan skala pengukuran nomimal
untuk capital bersifat financial.
Model 2. Besarnya untung atau rugi daya beli suatu periode
ditentukan oleh indeks harga yang dipilih sebagai basis
Model 3. Kos sekarang sebenarnya adalah kos sekarang pada saat
penjualan.
Model 4. Model ini merupakan model hibrida yaitu penggabungan
akuntansi daya beli konstan dan akuntansi kos sekarang yang semula
berdiri sendiri.
Model 5. Model ini sama dengan model 3 tetapi jenis capital yang
diukur adalah fisis
Model 6. Laba yang didistribusi sama dengan model 5. Perbedaannya
terletak pada unit pengukur yang berubah dan diperhitungkannya rugi daya beli
dan besarnya jumlah penyesuaian capital fisis untuk mempertahankan kapital
Model 7. Model ini tidak berbeda dengan kos sekarang hanya kos
sekarang didefinisi sebagai harga jual sehingga laba dimaknai sebagai aliran
kas bersih masa datang baik yang telah terealisasi maupun belum.
Model 8. Model ini merupakan pengembangan model 7 dengan
memasukkan unsur perubahan daya beli dalam hitungan laba sehingga semua angka
rupiah dikalikan dengan indeks yang sesua
Nama : Wendhy Asmoro
NPM : 28210473
Kelas : 4 EB 21
Mata Kuliah : Akuntansi Internasional
Refrensi
http://akuntanmaniak.blogspot.com/2012/01/akuntansi-untuk-perubahan-harga.html
http://datakata.wordpress.com/2013/12/03/pelaporan-keuangan-dan-perubahan-harga/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar