Rupiah Menguat, Imbas Kenaikan Mata Uang Asia
Minggu, 27 Oktober
2013 14:15 wib
Rizkie Fauzian -
Okezone
JAKARTA - Akhir pekan lalu, laju nilai tukar Rupiah
terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami kenaikan.
Sebelumnya nilai tukar Rupiah sempat terkoreksi.
Menurut Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada terapresiasinya Rupiah terimbas dari kenaikan sejumlah mata uang Asia. Selain itu kenaikan indeks manufaktur China juga menjadi sentimen tambahan pergerakan Rupiah selama sepekan.
"Beredar spekulasi The Fed masih akan mempertahankan kebijakan stimulusnya setelah rilis data-data ketenagakerjaan masih di bawah ekspektasi turut mempengaruhi pergerakan Rupiah," jelasnya dalam riset, Minggu (27/10/2013).
Selain itu, adanya pemberitaan kembali masuknya global funds ke pasar saham Indonesia turut membuat Rupiah terapresiasi.
"Rupiah berada di atas target resisten Rp11.240, dengan pergerakan harian berada pada kisaran Rp11.189-11.123 menurut kurs tengah
Bank Indonesia (BI)," jelas Reza.
Sebelumnya, pada perdagangan Jumat (25/10) nilai tukar Rupiah nyaris menyentuh level Rp10.000. Padahal, pada pembukaan perdagangan pagi ini tertahan di level Rp11.150 per USD. Pada perdagangan non-delivery forward (NDF), nilai tukar Rupiah ditutup tertahan di Rp11.015 per USD sore ini. Rupiah tercatat menguat 135 poin atau 1,21 persen.
Melihat laman resmi Bank Indonesia (BI), mencatat kurs tengah nilai tukar Rupiah yaitu Rp11.142 per USD. menguat dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar Rp11.268 per USD. (kie) (wdi)
Menurut Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada terapresiasinya Rupiah terimbas dari kenaikan sejumlah mata uang Asia. Selain itu kenaikan indeks manufaktur China juga menjadi sentimen tambahan pergerakan Rupiah selama sepekan.
"Beredar spekulasi The Fed masih akan mempertahankan kebijakan stimulusnya setelah rilis data-data ketenagakerjaan masih di bawah ekspektasi turut mempengaruhi pergerakan Rupiah," jelasnya dalam riset, Minggu (27/10/2013).
Selain itu, adanya pemberitaan kembali masuknya global funds ke pasar saham Indonesia turut membuat Rupiah terapresiasi.
"Rupiah berada di atas target resisten Rp11.240, dengan pergerakan harian berada pada kisaran Rp11.189-11.123 menurut kurs tengah
Bank Indonesia (BI)," jelas Reza.
Sebelumnya, pada perdagangan Jumat (25/10) nilai tukar Rupiah nyaris menyentuh level Rp10.000. Padahal, pada pembukaan perdagangan pagi ini tertahan di level Rp11.150 per USD. Pada perdagangan non-delivery forward (NDF), nilai tukar Rupiah ditutup tertahan di Rp11.015 per USD sore ini. Rupiah tercatat menguat 135 poin atau 1,21 persen.
Melihat laman resmi Bank Indonesia (BI), mencatat kurs tengah nilai tukar Rupiah yaitu Rp11.142 per USD. menguat dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar Rp11.268 per USD. (kie) (wdi)
Analisis : Melemah nya rupiah
akibat imbas dari kabur nya investor asing dari pasar modal Indonesia, hal ini
dikarena kan bank sentral Amerika Serikat mengurangi kucuran dana yang semula
sebagai recovery terhadap krisis di Amerika Serikat tahun 2008 silam. Indonesia
perlu meyakinkan Investor asing tentang value profit dari investasi di
Indonesia.
Mata Kuliah : B. Indonesia 2
Dosen : Edi Prihantoro
Nama : Wendhy Asmoro
NPM : 28210473
Kelas : 4EB21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar